Senin 5 November 2012
Sekitar pertengahan abad 20 di negara industri, sebongkah baja laku dengan harga $5. Namun jika dibentuk menjadi sepatu kuda bisa $10. Jika dibentuk menjadi jarum bisa $350, jika dibuat pisau kecil seharga $32.000. Dan jika dibuat menjadi jam tangan, nilainya menjadi $250.000.
Bayangkan betapa banyaknya pukulan yang harus diterima baja itu untuk menjadi benda yang lebih mahal dan berharga dari sekedar baja atau hanya sepatu kuda.
Analogi ini saya pakai untuk menggambarkan apa yang sedang saya hadapi.
pertama kali saya kena kanker pada tahun 2009. Dan 2010 saya melakukan treatment yang pertama. Semua berjalan lancar, no problem, everything was ok saat itu. suami saya ok, walaupun saat itu mengeluarkan biaya yang tidak tanggung-tanggung, seharga sebuah rumah di Indonesia. Treatment hanya berlangsung dua kali dan saya merasa nyaman dan memutuskan berhenti treatment dan walk by faith.
2012 saya relapse dan menurut diagnose lebih parah. Satu hal yang saya khawatirkan adalah saya akan menguras keuangan suami saya lagi. Saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan, saya pasrah apapun yang terjadi, termasuk pulang ke rumah Bapa.
Dalam hal ini saya benar-benar sedang diajar kerendahan hati, mengampuni, sabar, iman dan pengharapan kepada sesuatu yang belum saya lihat.
Dan satu persatu Tuhan menunjukkan kuasaNYa dari tidak ada menjadi ada, dari yang tidak jelas menjadi terbuka, dari yang merasa sendiri menghadapi semua ini menjadi begitu banyak dukungan, dari yang berjalan sendiri menjadi selalu dituntun. Tuhan benar-benar menunjukkan kuasaNya. Dia menyatakan siapa Dia. Dia satu-satunya andalan saya tempat saya bergantung sepenuhnya.
Kembali cerita tentang baja, untuk menjadi lebih berharga dia harus menerima pukulan yang tidak sedikit. Kita ingat cerita Ayub, betapa banyak pukulan yang diterimanya. Dan pada waktuNya Tuhan membuatnya lebih berharga.
Semoga Memberkati.
Singapore, 5-October 2012
AL-N
No comments:
Post a Comment